14 Desember 2008

Mengapa Al-Qur'an Perlu Dihafal?

Para penghafal Al-Qur'an adalah mereka yang dipilih Allah untuk menjaga kemurnian Al-Qur'an.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Qur'an dan Kami-lah yang menjaganya" (Al-Hijr: 9).

"Kemudian Kitab ini Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami" (Fathir: 32).

Untuk makin memantapkan diri, berikut ini beberapa ciri atau karakteristik Al-Qur'an:

1. Al-Qur'an adalah minhajul hayyah

Al-Qur'an adalah pedoman konkrit bagi seluruh kehidupan manusia, manakala mendambakan kehidupan yang hakiki, kebahagiaan dunia akhirat. Karena hidup tanpa pedoman Al-Qur'an bagaikan hidup di hutan belantara tanpa aturan.

Karena Al-Qur'an telah memaparkan bahwa Allah telah menggariskan syari'at sekaligus memberikan manhaj sebagai juklak (petunjuk pelaksanaan).

Firman Allah, "Likullin ja'alnaa minkum syir'aatan wa miinhajan... Untuk tiap-tiap kalian telah Kami jadikan syari'at dan manhaj (juklak)nya" (Al-Maidah: 48).

Tanpa petunjuk Al-Qur'an hidup manusia bisa berakibat fatal, zhalim, fasik, kafir (Al-Maidah: 44,45,47). Atau bahkan dengan memisahkan Al-Qur'an dari kehidupan akan berakibat tamazzuq (terpecahnya kepribadian, atau dikenal dengan istilah schizhophrenia).

Al-Qur'an datang untuk dibaca, dihafal, diamalkan dan dida'wahkan agar manusia hidup dalam petunjuk yang lurus. "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus" (Al-Isra': 9)

2. Al-Qur'an adalah Ruh Orang Mukmin

Ruhani mukmin akan menjadi hidup dan kokoh manakala Al-Qur'an telah tertanam dalam jiwa dan kepribadian, menjadi pribadi berakhlak mulia, serta menjadi panduan seluruh geraknya.

Al-Qur'an merupakan sarana pendekatan (taqarub) hamba agar ruhiyahnya bergetar dan siap melaksanakan perintah-Nya (Al-Anfal: 2). Dia tiada akan menolak segala keputusan Allah dan Rasul-Nya, karena Al-Qur'an telah menyatu dan tidak bisa dipisahkan sama sekali. Bahkan maut baginya adalah sebuah kenikmatan dalam naungan Al-Qur'an.

3. Al-Qur'an adalah Adalah Adz-Dzhikirkan

Al-Qur'an Al-Qur'an diturunkan bukan hanya digunakan saat-saat tertentu, setelah itu dicampakkan begitu saja. Sama sekali bukan! Tapi Al-Qur'an senantiasa aktual dan perlu untuk diamalkan untuk memberi peringatan kepada manusia.

"Dan Al-Qur'an ini adalah suatu kitab (Adz-Zhikir, peringatan) yang mempunyai berkah yang Kami turunkan. Maka mengapa kamu mengingkarinya?" (Al-Anbiya': 50).

"Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan dan kitab yang memberi penjelasan" (Yasin: 69).

Al-Qur'an penting untuk dihafal agar memberikan atsar (pengaruh) bagi kemuliaan umat ini. Agar tidak hanya menghiasi mulut dan tenggorokkannya saja. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Mereka membaca Al-Qur'an namun tidak mampu melampaui tenggorokkannya" (HR. Muslim).

4. Al-Qur'an Sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Al-Qur'an memberikan informasi aktual (terbaru) secara terperinci dalam seluruh rangkaian ayat-ayatnya. Al-Qur'an memberikan standar agar manusia:

  • Menuntut dan memperdalam ilmu pengetahuan (Al-Isra': 36; Muhammad: 19).
  • Al-Qur'an memiliki metodologi ilmiah meski hanya garis besarnya saja. Misal tentang proses kejadian manusia (Al-Mukminun: 12-16).
  • Kalangan ulama memiliki tanggung-jawab untuk menggali kandungan Al-Qur'an secara kauniyah dan qauliyah.
  • Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat dengan Al-Qur'an ini beberapa kaum dan merendahkan dengannnya kaum yang lain.


dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: