
Aqidah Islam mampu menjawab pertanyaan besar manusia seputar masalah uluhiyah (ketuhanan), alam semesta, manusia, nubuwah (kenabian), dan masalah tempat kembali (akhirat) (Al-Fatihah: 1-7; Al-Baqarah: 2-5) dan telaah-lah Al-Qur'an secara keseluruhan, niscaya anda akan tahu jawabnya.
Aqidah Islam tidak pernah membagi manusia di antara dua illah (tuhan), antara tuhan kebaikan dan cahaya dengan tuhan kegelapan dan kejahatan, sebagaimana kepercayaan Majusi. Tidak membagi manusia antara Allah dan syetan, yang dikenal di Injil ada pemimpin alam dan Tuhan kehidupan. Injil membagi alam antara syetan dengan Allah. Syetan mempunyai kerajaan dunia, sedangkan Allah mempunyai kerajaan langit. Seolah-olah aktivitas syetan dalam pandangan kristen persis perbuatan Ahriman, tuhan kegelapan, dalam pandangan Majusi. (Ibrahim: 22; Al-Isra': 65; An-Nahl: 99-100; An-Nisaa': 76).
Aqidah Islam bersifat syumul (menyeluruh), yang prinsipnya tidak hanya berdasarkan instink atau perasaan, tapi juga berdasar pada pikiran, perasaan, dan hati nurani secara bersamaan. Iman Islam yang benar bangkit dari cahaya akal dan ketenangan hati nurani.
Aqidah Islam tidak mengenal tawar-menawar dalam keimanan, tidak ada pembeda-bedaan, pemilahan atau memilih-milih dalam mengamalkan Islam. Karena mengambil Islam sepotong-sepotong akan mengakibatkan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di hari kiamat (Al-Baqarah: 85; An-Nisaa': 150-151; Al-baqarah: 284-285). Ambillah secara keseluruhan atau tinggalkan Islam sama sekali.
dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar