06 Desember 2008

Urgensi Taqwa Di Era Global

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Inilah kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri" (An-Nahl: 89).

Di zaman yang "krisis" semacam ini -sebagaimana kita rasakan bahwa umat tengah mengalami krisis dari berbagai segi- dibutuhkan mentalitas manusia-manusia taqwa atau muttaqien. Yaitu orang-orang yang mampu memformulasikan atau mewujudkan nilai-nilai Islam secara utuh dalam kepribadiannya. Kemudian dipancarkannya nilai-nilai luhur tersebut kepada keluarga, masyarakat dan umat-Nya secara simpatik. Itulah yang digambarkan dalam Al-Qur'an sebagai kalimat thayyibah laksana pohon thayyibah (atau pohon taqwa), yang ...ashluhaa tsaabitun (akarnya menghujam ke dalam tanah), wa far'uhaa fis samaa' (batangnya menjulang ke langit) dan tu'ti ukulaha kulaa hiinin bi-idzni Rabbiha (memberikan buahnya tiap musim dengan seizin Rabb-nya)... (Ibrahim: 24-25).

Taqwa adalah tahap kematangan yang sempurna, dalam pribadi utuh manusia, sebagai perpaduan utuh antara Islam, Iman, dan Ihsan. Dimana muslim adalah pelaksana nilai-nilai Islam, sedang mukmin adalah muslim yang sempurna dan totalitas dalam berislam baik dari aspek fisik, rohani, pemikiran maupun nuraninya. Sedangkan muhsin adalah sosok pribadi yang telah mewujudkan iman pada tataran paling sempurna, yakni menghambakan diri hanya kepada Allah dalam suasana ruhani yang begitu mendalam.

Ibadah yang dilakukan oleh orang-orang muslim dengan segenap pemahaman. Kesertaan dan kekhusyu'an mendalam serta merasakan pengaruhnya dalam kehidupan... itulah yang akan mengantarkan manusia pada derajat muttuqien, orang-orang yang bertaqwa.

"Hai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa" (Al-Baqarah: 21).

Jadi muara dari pelaksanaan ibadah adalah "la'alakum tattaqun", agar kamu menjadi orang yang bertaqwa.

Nah untuk itu taqwa mestinya diwujudkan melalui ibadah kita, yaitu dengan mengkondisikan kalbu, pikiran, dan anggota badan secara harmonis, menyerahkan diri secara totalitas kepada Allah Azza wa Jalla.

Dan apabila benar dalam beribadah maka Allah akan semakin menambah kualitas taqwa itu.

"Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan mereka balasan ketaqwaan" (Muhammad: 17).

Dari paparan di atas sangat jelas bahwa orang-orang taqwa adalah mereka yang senantiasa berada di atas rel kebenaran, kemudian senantiasa istiqamah di atasnya, tidak mudah goyah dalam melangkah dan tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela (Al-Maidah: 54).

Disamping itu ada beberapa nilai-nilai penting dari taqwa:

  1. Taqwa adalah pondasi kepribadian yang paling kuat. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an bahwa masjid yang akan bertahan dari berbagai terpaan (lihat surah At-Taubah: 108). Pribadi ideal adalah pribadi yang tegak di atas nilai-nilai taqwa (Ali Imran: 102; Al-Ahzab: 70-71; Al-Hasyr: 18).
  2. Demikian juga keluarga yang ideal akan berdiri kokoh manakala didirikan di atas pilar taqwa (An-Nisaa': 1).
  3. Dan masyarakat muslim yang kuatpun berdiri tegak dalam nilai-nilai taqwa ini (Ali Imran: 102) serta senantiasa berprestasi untuk menjadi yang terbaik (Al-Hujurat: 13).
  4. Taqwa adalah sebaik-baik bekal
    bagi kehidupan mukmin, baik kehidupan dunia maupun kehidupan di akhirat (Al-Baqarah: 197), karena orang yang taqwa senantiasa mengadakan koreks pembenahan diri untuk menjadi orang sukses di masa depan (Ali Imran: 85). Disamping itu ia juga cerdas memanajemen dirinya, tidak tenggelam dalam angan-angan dan amal yang sia-sia. Rasulullah bersabda,
    "Al kayyisu man daana nafsahu wa'amila limaa ba'dal mauti... orang yang cerdas adalah mereka yang senantiasa mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati" (HR Tirmidzi).
  5. Taqwa adalah sebaik-baik pakaian bagi orang-orang mukmin (al_A'ra: 26). Karena pakaian taqwa akan melindungi pemakainya dari berbagai aurat yang ada di tubuhnya. Disamping itu taqwa akan menghiaskan kemuliaan pribadi pemakainya dan menghindarkannya dari perilaku tercela.
Itulah beberapa urgensi taqwa dalam pribadi seseorang, terlebih lagi pribadi mukmin. Bila taqwa telah menjadi bagian tak terpisahkan maka ia akan menjadi pribadi untuk yang menerjemahkan Islam dalam kehidupan dan menjadi sokoguru di tengah umat.




dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: