19 Januari 2009

Kepekaan Terhadap Lingkungan

Allah SWT berfirman,

"Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (At-Tahrim: 6).

"Peliharalah dirimu dari adzab (fitnah ) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu,. Ketahuilah, sesungguhnya Allah amat pedih siksa-Nya" (Al-Anfaal: 25).

Sebagai kaum muslimin yang beriman kita mestinya memiliki kepekaan yang mendalam terhadap persoalan yang ada disekitar kita. Karena kita mempunyai tanggung-jawab pribadi, keluarga, masyarakat, maupun umat manusia secara keseluruhan. Jelaslah kita tidak boleh membiarkan atau mentolelir terjadinya kemunkaran di sekitar kita. Bisa jadi saat kita diam dari amar ma'ruf nahi munkar, saat itulah Allah mengirimkan azhab dari arah yang tak disangka-sangka.

Kita mengawali dari diri untuk melaksanakan Islam secara baik dan benar (kaffah) (Al-Baqarah: 208). Kemudian kita menyuruh keluarga kita pada ketaatan itu (Lukman: 12-19). Setelah itu kita ajak manusia untuk meniti jalan Allah yaitu menjadikan Allah sebagai tujuan dari segala amal kita. Allah berfirman,

"Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan cara hikmah, mau 'izhah hasanah dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik..." (An-Nahl: 125).

Ini penting sekali disadari. Karena kalau kita mengabaikan tanggung-jawab ini, kita akan menerima akibatnya yaitu diberi azhab sebagaimana orang-orang zhalim menerimanya. Namun bila kita mengadakan amar ma'ruf nahi munkar, Insya Allah akan diselamatkan dari azhab itu.
  1. Orang yang tidak mau beramar ma'ruf nahi munkar akan diratakan azhabnya oleh Allah (Al-Anfaal: 25).
    Rasulullah SAW bersabda,
    "Sesungguhnya jika manusia melihat kemunkaran lalu tidak mengubahnya, maka Allah akan menyegerakan azhab secara merata kepada mereka" (HR. Ahmad).
    Rasulullah SAW pernah ditanya oleh Zainab binti Jahsy, salah seorang istri Rasul SAW. "Afatuhlikuuna wa fiina shaalihuuna... apakah kami akan dibinasakan padahal di antara kami ada orang-orang shalih?" Rasulullah SAW menjawab, "Na'am, idzaa kastural khams... Benar, apabila telah merata kerusakan" (HR. Bukhari dan Muslim).
    Rasulullah SAW juga mengibaratkan suatu kaum yang tidak amar ma'ruf nahi munkar seperti sekelompok orang dalam sebuah kapal. Di dalam sebuah kapal ada penumpang, sebagian di dek atas, sebagian di dek bawah. Orang-orang yang ada di dek bawah apabila ingin mengambil air harus melewati orang yang ada di atasnya. Maka orang-orang di dek bawah tidak ingin merepotkan orang-orang di dek atas. Mereka kemudian membuat lubang dalam kapal untuk mengambil air dengan mudah.Bila orang-orang yang di dek atas tidak mencegahnya, maka akan tenggelamlah seluruh kapal. Dan apabila ia mencegahnya, maka akan selamatlah seluruh penumpang kapal (HR. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi, dan Baihaqi).
    Bila kita saksikan umat sekarangpun sedang ada di atas "kapal" raksasa. Banyak yang mencoba melubangi kapal kita itu. Bila kita biarkan kita semua akan tenggelam, tanpa pandang bulu. Oleh karena itu harus kita berantas kemunkaran untuk menyelamatkan seluruh umat.
  2. Tidak ada amar ma'ruf nahi munkar berarti tidak ada lagi iman di hati.Rasulullah SAW bersabda,
    "Jika kamu melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, bila tak mampu maka ubahlah dengan lisanmu, jika tak mampu maka dengan hatimu, dan itu adalah selemah-lemah iman" (HR. Muslim).
  3. Tidak adanya amar ma'ruf nahi munkar berakibat kita dijajah orang-orang jahat dan doa kita tidak dikabulkan.
    Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kalian benar-benar menyuruh kepada yang ma'ruf, dan benar-benar mencegah dari yang munkar, atau (kalau tidak) benar-benar Allah akan menjadikan orang-orang jahat di antara kalian berkuasa atas orang-orang baik diantara kalian, lalu doa merekapun tidak akan dikabulkan" (HR. Tirmidzi, Al-Baghawi).


dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: