06 Januari 2009

Makanan Dan Pengaruhnya Bagi Kepribadian

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Wahai manusia makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Al-Baqarah: 168).

Pernahkan kita memperhatikan makanan kita dan bagaimana cara kita makan? "Fal yanzhuril insaanu ilaa tha'aamihi... maka hendaklah manusia memperhatikan terhadap makanannya".

Sebenarnya Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa dalam kebaikan, tak terkecuali dalam masalah makan makanan ini mengapa? Karena sesungguhnya apa yang masuk ke dalam tubuh kita berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Karena setiap makanan kita akan diolah dan membentuk sel-sel, sel membentuk jaringan dan seterusnya sehingga seluruh tubuh berfungsi karena makanan yang dikonsumsi. Demikian juga energi dihasilkan dari makanan tersebut, bila yang masuk halal, maka akan terbentuk pribadi yang baik, demikian pula sebaliknya, barang haram akan menjadikan pemakannya terpola dengan pribadi yang jahat. Dan contoh kongkritnya dapat kita lihat dalam kehidupan sekitar kita. Atau misalnya orang barat yang non muslim yang mengkonsumsi daging babi akan memiliki perilaku babi, srudak-sruduk, tidak tahu malu. Untuk itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam masalah makan memakan ini yaitu:

1. Senantiasa makan yang halal dan thayyib

Pastikan bahwa makanan anda halal dari segi perolehan, serta thayyib (baik) dari sudut pandang kesehatan, yaitu gizi dan kebersihan. Hindari makanan yang beracun dan bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh. Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setiap tubuh yang tumbuh dari barang haram maka neraka lebih baik (utama) baginya".

Sadari pula bahwa setan dapat mengalir dalam tubuh manusia seiring dengan peredaran darah. Nah, untuk itu kita harus menajamkan komitmen kita yaitu, tidak makan kecuali yang halal dan thayyib, dan ini harus dijaga dan terus dipantau dengan baik.

Selain itu Allah tidak akan menerima doa hamba-Nya yang makan dari barang yang haram, "Innallaha thayyibuun laa yaqbaluu illaa thayyibaan... Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik..." (HR. Muslim).

2. Mengkonsumsi makanan secara teratur dan tidak berlebihan

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu wadah dengan kejelekan kecuali perutnya. Cukuplah bagi anak Adam suapan makanan yang membuat tulang punggungnya tegak. Jika dapat mengalahkan nafsunya maka sebaiknya dia mengisi sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafasnya" (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

3. Memperhatikan adab-adab makan

Sebelum makan:
  • Membasuh ke dua tangan sebelum makan, karena tangan tidak lepas dari kotoran.
  • Meletakkan makanan di atas permukaan beralaskan tikar dan sejenisnya sebagai cara mencontoh Nabi SAW, dan agar lebih tawadhu'.
  • Duduk seperti duduk tahiyat.
  • Diniatkan untuk menambah ketaatan dan tidak sekedar mencari kenikmatan dari makanan.
  • Mengambil makanan sekedarnya sesuai yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. Makan jika telah merasa lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Saat Makan:
  • Memulai makan dengan membaca Basmalah dan mengakhirinya dengan Hamdalah. Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang di antara kamu ketika hendak makan supaya membaca Bismillah, maka jika lupa pada awalnya, hendaklah membaca Bismillahi awaalahu wa akhiirahu" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
  • Hendaklah makan dengan tangan kanan. Aisyah Rasulullah SAW berkata, "Adalah tangan Rasulullah SAW yang kanan untuk bersuci dan makan, tangan kiri untuk istinja' dan segala yang kotor" (Abu Dawud).
  • Makan dari yang paling dekat. Amru bin Abi Salamah ra. berkata, Rasulullah SAW mengajarkan kepada saya, "Bacalah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan dari yang dekat-dekat kepadamu" (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Mengambil makanan dari pinggir dan jangan mengambil dari tengah wadah. Nabi SAW bersabda, "Berkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah makanan dari tepinya dan jangan makan dari tengah-tengahnya" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
  • Tidak menyandar ketika makan. Nabi SAW bersabda, "Saya tidak suka makan dengan bersandar" (HR. Bukhari).
  • Tidak boleh mencela dan sunnah memujinya. Abu Hurairah ra. berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan selamanya. Jika ia suka dimakannya dan jika tidak suka ditinggalkannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Sunah makan dengan tiga jari. Ka'ab bin Malik ra. berkata, "Saya melihat Rasulullah SAW makan dengan tiga jari, jika selesai lalu memakan apa yang masih menempel pada jari-jarinya hingga bersih" (HR. Muslim).
  • Larangan makan sambil berdiri. Anas ra. berkata, "Rasulullah SAW telah melarang orang minum sambil berdiri". Qatadah bertanya kepada Anas ra, "Kalau makan bagaimana?" Anas ra, menjawab, "Kalau makan sambil berdiri lebih buruk dan jahat" (HR. Muslim).
  • Memperbanyak peserta hidangan. Jabir ra berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Makanan seorang mencukupi dua orang, makanan dua orang cukup buat empat orang, dan makanan empat orang cukup buat delapan orang" (HR. Muslim).


dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: