18 Januari 2009

Meneladani Kehidupan Rasulullah SAW

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Katakanlah, "Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku, (maka) Allah akan mencintai kamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Ali-Imran: 31).

Salah satu bentuk komitmen seorang muslim dalam menyempurnakan keimanan dan ketaqwaan adalah dengan menjadikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai idola paripurna dalam kehidupan. Allah telah menggariskan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sosok paling ideal yang paling tinggi kepribadiannya (Al-Ahzab: 21). Dan orang-orang yang menjadikan Rasul sebagai teladan, mereka yang akan mendapat balasan yang agung baik di dunia maupun di akhirat. Adapun ciri-ciri mereka adalah:

- Mereka iman kepada Allah dengan iman yang totalitas.
- Meyakini akan datangnya hari kiamat.
- Mereka banyak menyebut asma Allah (dzikrullah).

Sebagaimana firman Allah,

"Sesungguhnya telah ada dalam (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah, dan (kedatangan) hari akhir, dan banyak menyebut asma Allah" (Al-Ahzab: 21).

Lalu bagaimana cara meneladani dan menaati Rasulullah?
  1. Dengan ittiba' kepada Rasulullah dalam setiap kehidupan, "fattabi'uuni... ikutilah aku" (Ali-Imran: 31).
  2. Dengan tha'at, yaitu mentaati Rasulullah dalam setiap perintah dan menjauhi larangan (An-Nisaa': 59, 65; Al-Ahzab: 36; Al-Hasyr: 7).
  3. Dengan mencintai Rasulullah dan menempatkannya pada prioritas cinta yang utama, yakni cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah (Al-Baqarah: 165; At-Taubah: 24; Al-Maidah: 54-55).
Pribadi-pribadi mukmin adalah orang-orang yang mempelopori Rasulullah dalam semua sisi kehidupannya. Baik dalam ibadah dan kezuhudan, tawadhu' dan kebijaksanaan, kekuatan fisik dan keberanian, dan kecanggihan pemikiran dan keteguhan prinsip, serta segudang keteladanan agung yang dipaparkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Meneladani Ibadah Nabi SAW

Hendaknya tiap muslim selalu terbayang dalam benaknya bahwa Rasulullah yang sudah diampuni dosanya ternyata selalu beribadah sepanjang malam hingga kakinya bengkak, membaca istighfar tidak kurang seratus kali dalam sehari, dan berpuasa pada sebagian besar hari-hari Beliau.

Mencontoh Kezuhudan Nabi

Bayangkan dan rasakanlah bahwa Nabi tak pernah makan roti sampai kenyang dalam tiga hari berturut-turut, padahal sangat bisa untuk hidup mewah. Beliau tidur di atas tikar kasar dari serabut kurma dan berbantalkan rerumputan, berpakaian sederhana tapi tetap bersih, rapi, menarik dan simpatik.

Meneladani Ketaqwaan Rasulullah

Hendaklah selalu terbayang dalam benak muslim bahwa Rasulullah biasa duduk tanpa alas, makan bersama pembantu, menjahit sendiri pakaian, memperbaiki sandalnya, membantu pekerjaan istrinya dan selalu bersikap dengan sikap-sikap yang bersahaja, namun tegar dalam memperjuangkan prinsip.

Kesabaran dan Kelembutan Nabi

Nabi adalah figur teladan yang paling sabar dan paling lembut dalam menghadapi siapapun, hamba-hamba Allah. Beliau menyikapi orang Badui yang kencing di masjid dengan penuh kesabaran. Menghadapi yahudi yang menagih hutang dengan sikap tenang dan lapang, menghadapi sikap kasar Badui yang menarik sorban Beliau dengan senyum yang memikat, menjenguk tetangga yang selalu mengganggunya saat sakitnya.. dan masih banyak lagi contoh ketinggian pribadi Nabi SAW.

Keteguhan Nabi dalam Memegang Prinsip

Dakwah Rasulullah dihadang dengan berbagai cobaan pahit godaan empuk yang merayu. Namun Beliau tetap tegar dan tegas dalam memperjuangkan prinsip tanpa goyah sedikitpun. Saat ditawari berbagai kemewahan dunia, harta, tahta, dan wanita, Beliau menjawab dengan penuh ketegaran.

"Wahai paman, demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan urusan ini (dakwah), aku tidak akan meninggalkannya sehingga Allah memenangkan dakwah atau aku binasa karenanya".

Kekuatan Fisik dan Keberanian Nabi

Dalam hal kekuatan fisik, tidak ada yang dapat mengalahkan Beliau Nabi SAW. Rukanah tiga kali gulat dengan Nabi, namun tak satu kalipun sanggup mengalahkan Nabi, Rasulullah meladeni tantangan Ubay bib Khallaf di perang Uhud, para sahabat juga sering berlindung di belakang Rasul dalam peperangan. Rasul selalu maju di garda depan dalam berbagai pertempuran. Rasul juga memecahkan batu besar dalam pembuatan parit dalam perang Khandaq saat para sahabat kewalahan untuk memecahkannya.

Keadilan Nabi

Pernah dalam suatu majelis diadakan jamuan. Rasulullah disuguhi dengan segelas susu, duduk di samping kanan Beliau seorang anak kecil; dan di sebelah kiri para pembesar. Setelah Rasulullah yang paling berhak minum susu tersebut adalah anak kecil di sebelah kanan Beliau. Beliau hendak memberikan susu tersebut pada para pembesar, namun beliau terlebih dahulu meminta izin dan keridhaan anak kecil itu. Anak kecil menjawab, "Wahai Rasulullah, saya tidak akan memberikan kepada orang lain setelah Anda". Inilah perlakuan adil seorang pemimpin sekaligus tindakan terpuji seorang pendidik yang bijak.

Itulah sosok paling ideal dalam seluruh sejarah kehidupan. Namun pribadi Rasulullah tersebut dapat dicontoh oleh siapapun, baik dia seorang pedagang, guru, pakar politik, ahli strategi militer, seorang suami yang penyayang, seorang bapak yang lembut, seorang peminpin yang adil, seorang sahabat yang baik dan simpatik.



dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: