07 Januari 2009

Kiat Menahan Marah

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa, "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW 'Aushiinii... berilah saya nasihat' Maka Nabi SAW bersabda, "Laa taghdhab... jangan marah!" Maka orang itu mengulangi perkataannya beberapa kali, Nabi SAW berkata, "Laa taghdhab... jangan marah!"

Larangan Nabi SAW "jangan marah" adalah tindakan yang dimaksudkan agar jangan mengeluarkan atau menumpahkan amarah. Artinya seorang muslim harus mengendalikan dirinya saat marah hendak meledak.

Terlebih-lebih di bulan Ramadhan ini, meski di bulan lain juga tetap menahan marah dan jangan mudah marah. Karena akan menjatuhkan muru'ah (harga diri) di mata manusia, terlebih di mata Allah. Selain itu kemarahan juga merupakan pintu masuk setan. Ada beberapa kiat untuk menahan marah:
  1. Membaca ta'awudz, yakni perlindungan kepada Allah dari godaan setan.
  2. Segera berwudhu
    Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amarah itu merupakan sifat setan, adapun sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, dan yang dapat memadamkan api hanyalah air. Maka apabila seseorang dari kalian marah hendaklah berwudhu".
  3. Mengubah Posisi
    Dari Abu Dzar Al-Ghifari, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Bila seseorang diantara kalian marah dan ia sedang berdiri, maka hendaklah duduk, maka hilanglah amarah dari padanya. Atau kalau tidak, maka berbaringlah".
    Dalam riwayat lain, "...bila seseorang diantara kalian merasa akan marah maka berbaringlah di tempat tidur atau menempellah ke tanah".
  4. Berdzikir
    Allah berfirman, "Dan orang-orang yang beriman dan mereka merasa tentram hatinya dengan mengingat Allah. Ketahuilah dengan mengingat Allah akan menjadi tentramlah hatimu" (Ar-Ra'd: 28).
  5. Mengalah
    Mengalah tidak selalu berarti kalah. Bahkan seringkali orang yang mau mengalah dalam perselisihan atau pertengkaran, itulah yang akhirnya akan menang.
  6. Hindari perdebatan yang tidak perlu
    Jauhilah perdebatan yang tidak perlu. Karena perdebatan atau perbantahan akan mengundang peran setan di dalamnya, disamping akan menguras potensi, melemahkan akal serta jiwa dan akan melemahkan kekuatan (Al-Anfaal: 46).
  7. Hindari debat dengan orang-orang bodoh
    Orang bodoh sulit dipahamkan terhadap esensi (inti) suatu persoalan. Mengapa? Karena, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hikmah, mengemukakan dalil kepada orang bodoh adalah mudah, tetapi meyakinkannya sulit. Debat dengan orang bodoh, meskipun kita ada dalam pihak yang benar, sulit untuk memberi tahu mereka akan kesalahannya. Maka langkah paling aman adalah menghindari debat dengan orang bodoh.
  8. Bercanda secukupnya
    Berlebih-lebihan dalam bercanda bukan hal yang baik. Bahkan canda yang tidak pada tempatnya mudah melukai hati orang lain, sehingga menimbulkan terjadinya kemarahan. Disamping itu banyak bercanda juga akan mematikan hati. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati".
  9. Menyucikan hati
    Sebagai kunci untuk menghindari marah sebenarnya adalah kesucian hati. Untuk itu tiap muslim hendaknya selalu membersihkan hatinya dari berbagai penyakit hati dan jiwa yang dapat menodai kesucian hatinya. Karena hati seseorang seperti wadah yang suci, bila ia berbuat maksiat maka akan ada titik-titik noda dalam hatinya. Apabila bertaubat, maka titik noda itu akan dihapus oleh Allah. Namun bila terus-menerus berbuat dosa dan kemaksiatan, tidak pernah bertaubat, maka hatinya akan menjadii hitam, mengeras seperti periuk terbalik.


dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: