15 Januari 2009

Totalitas Akhlaq Dalam Islam

Islam juga mengatur kehidupan manusia secara menyeluruh dalam persoalan akhlaq. Akhlaq Islam tidaklah sebatas syiar-syiar pelaksanaan ibadah, seperti menghindar dari makan babi, minum khamr dan sebagainya. Akan tetapi mencakup seluruh sisi kehidupan.
  • Akhlaq Islam tidak meninggalkan satu aspek pun dari kehidupan, baik ruhani, jasmani, keagamaan maupun duniawi, intelektual atau insting, individu atau sosial, melainkan meletakkan sistem atau kerangka aturan pelaksanaan terbaik menuju harkat dan martabat kemanusiaan. Inti akhlaq adalah menempatkan manusia pada jati dirinya sebagai manusia. Karena ada manusia yang berperilaku binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka punya telinga tapi "tuli", mereka punya mulut tapi bisu, mereka punya mata tapi buta. Mereka laksana mayat yang berjalan. Mengapa? Karena hidupnya tidak memberikan sumbangsih atau kemanfaatan bagi manusia, bahkan menimbulkan "bau busuk" bagi manusia sekelilingnya.
  • Risalah Islam bertujuan menyempurnakan akhlaq manusia, "innamaa bu'its-tu liutammimma makaarimal akhlaaq... sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia (HR. Ahmad), mempercantik dan memperindahnya, sehingga siapapun dia, ketika beriman, beribadah dan berakhlaq secara Islam akan menebarkan keharuman aroma di kancah kehidupan (Ibrahim: 24-25).
  • Antara aqidah, ibadah dan akhlaq saling terkait satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling menyempurnakan. Aqidah yang lurus akan menumbuhkan ibadah yang benar, ibadah yang benar akan membuahkan akhlaq mulia. Demikian juga akhlaq mulia akan memperkokoh ibadah dan menjaga kualitas iman. Para ulama salaf memberikan syarat agar bisa meraih keutamaan shalat malam dengan meninggalkan maksiat. Demikian juga Imam Syafi'i pernah mengadu kepada Waki' (gurunya) karena lemahnya hafalan, maka sang guru berwasiat agar Syafi'i meninggalkan maksiat. Karena ilmu adalah nur dan nur (cahaya) Allah tidak akan dikaruniakan kepada pelaku maksiat. Jadi hubungan aqidah, ibadah, akhlaq tidak dapat dipisahkan satu dengan lain... "Al-imaanu yaziidu wa bilma'aashii... iman itu bisa bertambah dan berkurang... bertambah dengan ketaatan berkurang dengan kemaksiatan".
  • Bahkan secara tegas dalam hadits Rasulullah mengaitkan kesempurnaan iman dan ibadah seseorang dilihat dari akhlaqnya sehari-hari. Misalnya hadits "man kaana yu'minu billahi wal yaumil aakhiri...dihubungkan dengan berkata baik atau diam (fal yakul kahiran au liyashmut), fal yukrim jaarahu (maka hendaklah memuliakan tetangganya), fal yukrim dhaifahu (hendaklah memuliakan tamunya). Juga hadits "laa yu'minu ahadukum hatta yuhibba liakhii-hi maa yuhibbu linafsihi... tidak sempurna iman salah seorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri... (Muttafaqun'alaih).
Akhlaq Islam kaitannya dengan Individu
  • Makan, sebagai kebutuhan jasmani, namun tidak berlebih-lebihan. Allah berfirman, "kuluu wasyrabuu walaa tusrifuu... makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan (Al-A'raf: 31). Rasulullah SAW bersabda, "Inna lijasaadika 'alaika haqqan... sesungguhnya badan kalian mempunyai hak atas kalian" (HR. Bukhari).
  • Kemampuan dan wawasan perlu dibina dan dikembangkan (Yunus: 101; Saba'; 46)
  • Perasaan dan motivasi perlu diarahkan dan ditumbuhkan (Asy-Syams: 9-10).
Akhlaq dalam Keluarga:
  • Hubungan suami istri (An-Nisaa': 19).
  • Hubungan orang tua dengan anak (Al-Ahqaaf: 15; Al-Isra': 31).
  • Hubungan antar kerabat dan famili (An-Nahl: 90; Al-Isra': 26).
Akhlaq dalam Masyarakat
  • Adab dan tatakrama (An-Nur: 27) tentang bertamu.
  • Perekonomian dan muamalah (Al-Muthaffifiin: 1-3) tentang larangan curang dalam bisnis, (Al-Baqarah: 282) keharusan mencatat transaksi bisnis.
  • Politik dan pemerintahan, kewajiban menunaikan amanah.
  • Berakhlaq mulia terhadap makhluk tidak berakal, hewan, tumbuhan, alam semesta dan seluruh isinya. Rasulullah SAW bersabda, "Dan setiap hati (binatang) yang dimakan dengan cara yang baik, itu tingkatannya pahala" (HR. Bukhari). Perintah berbuat baik (ihsan) saat menyembelih hewan,
    "Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala sesuatu, dan apabila kalian membunuh muslim maka hendaklah membunuh dengan cara yang ihsan, dan jika kalian menyembelih maka lakukanlah penyembelihan dengan baik, hendaklah dia menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihan" (HR. Muslim).
Akhlaq terhadap Alam Semesta serta Makrokosmos
  • Alam sebagai tempat merenung, berfikir dan berdzikir kepada Allah serta meningkatkan keimanan (Ali-Imran: 190-191).
  • Mengambil manfaat dari alam dan mengelolanya dengan baik dan memperhatikan ke depan (Luqman: 20; Al-Baqarah: 172).
  • Kesemua akhlaq di atas dilandasi sebuah etika agung bahwa dibalik semua itu Allah-lah yang maha memiliki dan segala pujian hanyalah untuk Allah (Al-Fatihah: 1-7).
Itulah gambaran betapa sempurnanya akhlaq Islam, karena Islam mengatur:
  • Hubungan hamba dengan Rabb-nya.
  • Hubungan manusia dengan sesamanya.
  • Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, alam semesta dengan segala yang ada di dalamnya, termasuk hewan dan tumbuhan.


dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: