21 Januari 2009

Langkah-Langkah Tazkiyatun Nafs

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Sungguh beruntunglah orang-orang mensucikannya (hati), dan merugilah orang-orang yang mengotorinya" (Asy-Syams: 9-10).

"Dan apabila disebut asma Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah imannya, dan kepada Rabbnya mereka bertawakal" (an-Anfaal: 2-4).

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mensucikan jiwa adalah dengan:

1. Bersegera pada kebenaran

Yakni dengan senantiasa menyambut berbagai syiar dan seruan kebenaran dengan sambutan sami'na wa atha'na.. kami dengar dan kami taati (Allah) (Az-Zumar: 18; Al-Ahzab: 36; An-Nisaa': 65). Sebagai contoh adalah kesigapan para sahabat Rasul dalam menyambut larangan minum khamr. Mereka segera menghancurkan gentong-gentong minuman keras mereka, sehingga Madinah banjr khamr. Bahkan ada di antara sahabat yang baru saja minum khamr, segera memasukkan jarinya ke mulut untuk memuntahkan khamr yang baru diminumnya. Juga kesigapan para muslimah sahabat Rasul dalam menerima perintah hijab (jilbab), segera mereka ambil dan sobek kain yang dimilikinya untuk menutup auratnya, dada dan seluruh tubuhnya dengan jilbab untuk menunjukkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

2. Cinta kebenaran dan berlapang dada untuk Islam (Al-An'am: 125)

Artinya ia siap mengorbankan segala kesenangan pribadi dan egonya untuk mengamalkan Islam, tanpa ada tawar-menawar.

3. Menyambut seruan keimanan

Yakni digunakan segala waktu dan kesempatan untuk mengabdi kepada Allah (Al-Ashr: 1-3; Ali-Imran: 193).

Rasulullah SAW bersabda,"min husnil islaamil mar'i tarkuhu maa laa ya'niih... rawahu muslim... diantara kebaikan Islamnya seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya" (HR. Muslim). "Khairunnaasi man thaala 'umruhu wa hasuna 'amaluhu... sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya" (HR. Tirmidzi).

4. Banyak berdzikir

Yakni mewarnai kehidupannya dengan banyak mengingat Allah, diawali dengan asma Allah, beramal merasa diawasi Allah mengakhiri amal perbuatan dengan menyebut asma Allah. Mengadakan koreksi diri untuk semata-mata menggapai ridha Allah, bekerja semaksimal mungkin, sungguh-sungguh, efektif dan efisien untuk mencari kecintaan Allah. Manfaat dzikir adalah akan menjauhkan dari syetan, menyingkirkan kesusahan, mendatangkan ketentraman, mendatangkan rizki, membuka pintu ma'rifat kepada Allah, mengeyahkan perkataan kotor dan perbuatan sia-sia, hiburan orang susah dan miskin karena amal-amal banyak "diborong" orang-orang kaya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

5. Yakin yang diikuti dengan pembenaran berupa amal shalih

Yakni keyakinan yang tiada henti pada konsep tetapi membuahkan amal nyata. Syahadat diikuti dengan shalat, nilai-nilai shalat diwujudkan dengan meninggalkan perbuatan keji dan munkar, menegakkan jiwa disiplin. Puasa mendidik jiwa sabar dan istiqamah direalisir di dalam kehidupan. Zakat diwujudkan dalam kepedulian sosial terhadap kerabat, tetangga, masyarakat maupun umat secara menyeluruh, karena masih banyak belahan dunia Islam yang miskin dan kelaparan. Nilai haji diwujudkan dengan meningkatkan pengorbanan untuk tegaknya masyarakat Islam, yakni selalu mendermakan apa yang dimilikinya di jalan Allah, baik waktu, harta, jiwa, maupun raganya untuk Islam (At-Taubah: 111) untuk ditukar dengan surga. Karena ibadah bukanlah sekedar "wisata ruhani" untuk mencari kepuasan batin semata.

6. Melembutkan hati dengan mengingat Allah

Artinya pribadi mukmin tidak layak ditaburi butir-butir maksiat, dosa, kedengkian, hasad, prasangka, yang justru akan mengotori dan merusaknya (Az-Zummar: 22; Al-Anfaal: 2). Maka ia terus-menerus berinteraksi dengan Al-Qur'an, banyak bersujud, dan amal-amal shalih yang membebaskan jiwa. Seorang ulama salaf berkata, "telitilah hatimu dalam tiga hal, ketika membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan shalat. Jika dalam saat-saat tersebut tidak dapat khusyu', maka mohonlah kepada Allah agar diri anda diberi "hati". Sebab ketika diri anda tidak menggapai kekhusyu'an, sebenarnya anda tidak "berhati".

7. Ittiba' terhadap Al-Qur'an dan Sunah

Yakni mengembalikan segala cara kehidupan dengan Al-Qur'an dan Sunah. Al-Qur'an dan Sunah yang menyatu dalam kepribadian, dalam ibadah, akhlaqul karimah, dan muamalah.

Bila langkah-langkah ini ditempuh, insya Allah jiwa kita akan bertambah bersih dan suci. Allahu a'lam.


dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin

Tidak ada komentar: