- sebelum ibadah, yakni dengan senantiasa meluruskan niat, ikhlas dan sabar mem- bersihkan noda-nodanya.
- tatkala melaksanakan ibadah, yaitu jangan melalaikan Allah saat ibadah, jangan malas menunaikan adab-adabnya, dan sunah-sunahnya, juga harus sabar untuk meninggalkan kesibukan yang mengganggu aktivitas ibadah.
- seusai ibadah, yakni sabar untuk tidak memamerkan dan menceritakannya karena riya' atau bangga dengan amal ('ujub) atau mencari popularitas sehingga menggugurkan pahalanya.
Yaitu menahan diri dari berbagai bentuk kedurhakaan seperti ketergelinciran lidah dalam ghibah, namimah, dusta, pamer, banyak omong, suka berdebat dan banyak membantah. Juga kesabaran anggota badan lain, mata dari melihat yang tidak halal baginya, telinga dari mendengar hal-hal yang bukan haknya atau sabar tangan dari memegang atau mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
3. Sabar dalam menghadapi musibah
Yakni sabar saat menerima berbagai hal yang di luar keinginan dan hasrat hatinya, atau di luar perkiraan. Seperti datangnya musibah yang tidak terduga, kematian orang yang dicintai, kehilangan barang yang berharga, musnahnya harta benda, datangnya kebutaan yang tiba-tiba, tidak sehat dan berbagai cobaan kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda, "Man yuriidillaahu bihi khairan yushib minhu..."
"Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan, maka Dia akan menimpakan bencana baginya" (HR. Bukhari).
3. Sabar dalam menghadapi musibah
Yakni sabar saat menerima berbagai hal yang di luar keinginan dan hasrat hatinya, atau di luar perkiraan. Seperti datangnya musibah yang tidak terduga, kematian orang yang dicintai, kehilangan barang yang berharga, musnahnya harta benda, datangnya kebutaan yang tiba-tiba, tidak sehat dan berbagai cobaan kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda, "Man yuriidillaahu bihi khairan yushib minhu..."
"Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan, maka Dia akan menimpakan bencana baginya" (HR. Bukhari).
dikutip dari:
Materi Ceramah Ramadhan dan Umum
Abu Izzuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar